Indonesia Raya "Pantun"

Jualan pakaian belum juga laku
Eh si Nomnom gomes jogetnya salah
Heemm betapah sedih nya diriku
Catatan pantun ketinggalan di sekolah

Kenapa Hannah Hutan?
Karna Hutan tempat yang tenang
Untuk Muhasabah
Memperbaiki sel syaraf yang sudah berantakan barangkali


WELCOME TO OUR JUNGLE

Sabtu, 15 Juni 2019

Maskapai asing di Indonesia, Keputusan Keliru ? Atau Solusi ?


Maskapai asing di Indonesia, Keputusan Keliru ? Atau Solusi ?
Dicky Hendardi
Mahasiswa Ilmu Sejarah USU

Presiden Joko Widodo berencana untuk mengundang maskapai asing untuk melayani rute domestik bersama perusahaan penerbangan dalam negeri lainnya. Usulan ini berkaitan dengan pandangan perlunya penambahan jumlah pemain bisnis penerbangan agar harga tiket dapat semakin ditekan. Pengamat Penerbangan Alvin Lie menilai, rencana itu justru keliru. Menurutnya, saat ini pemerintah sedang menghadapi persoalan daya beli masyarakat yang sedang terganggu sehingga kesulitan menjangkau harga tiket pesawat yang saat ini dinilai mahal.1 (Tirto.id dengan judul "Rencana Jokowi Masukkan Maskapai Asing ke Indonesia Dinilai Keliru",https://tirto.id/rencana-jokowi-masukkan-maskapai-asing-ke-indonesia-dinilai-keliru-ecc7. Diakses pada rabu 12 Juni 2019 pukul 11.00)

Kedatangan maskapai asing bukanlah hal yang pertama bagi Indonesia. Contohnya bisa kita lihat adalah Air Asia yang merupakan milik Malaysia juga melayani rute domestik dan akhir akhir ini ditutup. Penekanan harga tiket pesawat dengan maskapai asing banyak mengalami tudingan dan bahkan dianggap keliru karena sama aja itu bakal menghancurkan perusahaan penerbangan negri.
Muncul petisi yang menolak kedatangan maskapai asing. Penggagas petisi Kiswadi Agus mengatakan, petisi ini dilakukan untuk menyadarkan pemerintah bila kebijakan mengizinkan masuknya maskapai asing di untuk melayani penerbangan domestik itu merupakan kesalahan besar dan melanggar kedaulatan negara. Menurut Kiswadi, di negara manapun tidak ada yang mengizinkan penerbangan asing melayani penerbangan domestik dalam negerinya.Menurut Kiswadi, bila keran izin maskapai asing melayani penerbangan domestik benar-benar di buka, tidak mungkin negara asing dari mana maskapai itu berasal tak memiliki keinginan untuk mengetahui kondisi geografis di dalam negeri Indonesia.
Sehingga, bisa saja, di maskapai tersebut dipasang alat-alat canggih untuk memotret kondisi dalam negeri Indonesia. Dan bila itu benar, ungkap Kiswadi, sama saja, pemerintah telah menggadaikan kedaulatan udara dalam negeri ke tangan asing.
"Sekarang kalau di pesawat itu dipasangi alat-alat canggih, apakah pemerintah tahu. Terus terbang di udara Indonesia, dari atas kondisi geografis dalam negeri di ambil gambarnya apa tahu kita. Atas dasar itulah petisi ini lahir," ujarnya. Kiswadi tak memperdulikan adannya anggapan bila apa yang dilakukannya ini sebagai bentuk ketakutan yang berlebihan. Menurut Kiswadi, apa yang dilakukannya ini memang benar-benar sebagai bentuk ketakutan. Kalau negara memenuhi fungsinya sebagai alat pengayom.2
Sumber https://www.google.com/amp/s/economy.okezone.com/amp/2019/06/13/320/2066103/muncul-petisi-tolak-maskapai-asing-masuk-indonesia.
Memang sedikit aneh ketika usulan maskapai asing terutama yang masuk adalah  maskapai china ini rasanya terlalu cepat dan tergesa gesa diambil oleh keputusan presiden. Belum lagi dengan beredarnya strategi liberalisasi china terhadap dunia sehingga kekhawatiran masyarakat pun muncul.
Ketika muncul hal kerisauan seperti ini. Seharusnya pemerintah hadir dengan solusi atau peraturan yang tegas. Bukan untuk mengecam tetapi untuk membahagiakan. Ketika hadir tulisan tulisan seperti ini, tolong buang kacamata politik anda dan jangan anggap siapapun 01 atau 02. Yang harusnya kita lakukan adalah sama sama berfikir dan mengkritisi bagaimana solusi dari fokus permasalahan yang ada. Tidak muluk muluk terhadap politik identitas, itu hanya menimbulkan rasa racism (rasis) terhadap suatu golongan.
Mungkin tak seperti yang saya kira. Presiden, orang nomor satu di sebuah negara tidak dapat menekan harga tiket pesawat dan dikalahkan oleh kapitalisme sistem ekonomi dunia. Kita apresiasi ketahanan setiap pemimpin negara, tapi ingatkah kita anak anak bangsa yang berjasa sebelumnya ? Memulai Indonesia dari nol , bahkan kita menolak lupa perjuangan bapak BJ Habibie yang membuat pesawat juga untuk Indonesia dan berani menjamin dirinya demi kedaulatan negara. Masih adakah jiwa seperti itu ?. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar