Indonesia Raya "Pantun"

Jualan pakaian belum juga laku
Eh si Nomnom gomes jogetnya salah
Heemm betapah sedih nya diriku
Catatan pantun ketinggalan di sekolah

Kenapa Hannah Hutan?
Karna Hutan tempat yang tenang
Untuk Muhasabah
Memperbaiki sel syaraf yang sudah berantakan barangkali


WELCOME TO OUR JUNGLE

Minggu, 24 Juni 2018

Ke Rumah?

Satu persatu teman teman aku izinkan untuk berkunjung ke rumah. Bagiku sulit rasanya membuka hati kembali setelah Nadhirah dan kepedihan yang datang bertubi setelahnya berkaitan dengan "teman".
Bahkan kemarin ada yang mau jengukin Ayahku, tidak ku izinkan, biarlah kami saja yang menanggung segala pedih dan uji hidup ini. Berlebihan ya? Enggak lah yaa. Begitulah adanya. Karna kata Mamake orang lain tidak berhak atas sedih yang kita alami, tapi orang lain punya hak atas kebahagiaan kita. So, Mamake bilang "tegakkan kepala, luaskan hati, senyum sama semua orang" huh haaaa. :)))
Hemm aku tau begini karna Pengalaman Hidup yang sudah terjalani. Rasanya takut percaya kembali sama Orang lain, yaudah lah biarin sendiri.
Sulit bagiku untuk menambah list "teman" tidak semudah dulu. Apa yang Allah ujikan pada Keluarga membuat kami harus menutup diri. Berapa banyak orang orang yang hadir dalam Keluarga kemudian MENIPU, bahkan TEGA MEMBUAT KEUANGAN KELUARGA HANCUR, 500 AN JUTA MELAYANG DENGAN MUDAHNYA. ASTAGHFIRULLAHHALADZIM. TEGA.
Padahal Orangtuaku sudah menganggapnya anak, tapi ternyata Harta membutakan segalanya, habis rumah, tanah tergadai sampai terjual. Dan itu semua Orangtua ku lakukan UNTUK ORANG LAIN. Lantas sekarang kau menyuruhku hidup menurut apa kata orang? Ahh tidak. Aku tidak ingin seperti Orangtuaku. Aku tidak ingin MENDZOLIMI DIRI SENDIRI seperti yang orangtua kami lakukan. Bahkan dulu aku ingin Laptop saja orangtua ku lebih memilih orang lain yang mereka anggap lebih butuh. yaaa Allaah. Astagghfirullahhaldzim. Jadi, tanpa kau menyuruhku untuk MEMENTINGKAN ORANG LAIN, Keluarga ku sudah lebih dulu melakukannya. Sejak dulu. Sejak aku kecil. Sejak aku mulai bisa mengingat di usia 4 tahun, aku sudah melihat hidup ini mengerikan sekali.
Jadi aku minta maaf kalau sedikit sedikit aku menganggap orang lain jahat, atau sedikit sedikit aku benci dengan orang lain, actually itu bukan benci sesungguhnya, pakai istighfar insyaAllaah hilanglah sudah, jadi jangan khawatir, aku tidak benar benar benci dengan orang lain, bener kata Bahri, kadangkala aku menutupi rasa sayang, jadi harus pura pura benci. :)
Karna aku tidak ingin tertipu dengan rasa itu.
Sejak segalanya habis itu aku berusaha untuk pelan-pelan menutup diri, bukan untuk orang lain, tapi untuk diriku sendiri. Orang lain boleh saja bercerita berbagi kisah denganku, dengan senang hati :), aku akan merahasiakan hal itu sebaik baiknya. Tapi tidak denganku, aku tidak boleh banyak cerita ke orang lain, biar saja mereka membacanya dengan Ketulusan.
Sebab itulah aku menulis, karna bagiku menulis itu meringankan beban banget. Tulisan ini pun aku yakin hanya orang-orang yang mencintaiku saja yang mampu membacanya dengan Cinta dan Ketulusan sampai Allah sendiri yang menutup Kisah-Kisah ini.

Maka jika aku harus terussss mengikuti apa kata orang, bagaimana hidupku? Apakah aku tidak berhak atas hidupku? Apakah aku harus terusss mengikuti keinginan orang lain atas diriku? Apakah aku tidak bisa mengarungi hidup ini bersama diriku? Apakah aku harus menjadi orang lain?

Awalnya aku tidak mengizinkan mereka hadir, namun... 

Bersambung...

1 komentar: