Indonesia Raya "Pantun"

Jualan pakaian belum juga laku
Eh si Nomnom gomes jogetnya salah
Heemm betapah sedih nya diriku
Catatan pantun ketinggalan di sekolah

Kenapa Hannah Hutan?
Karna Hutan tempat yang tenang
Untuk Muhasabah
Memperbaiki sel syaraf yang sudah berantakan barangkali


WELCOME TO OUR JUNGLE

Rabu, 20 Juni 2018

Teman Hijrah

Foto ini diambil hari Sabtu tanggal 9 bulan 6 tahun 2018.
Tepatnya 24 Ramadhan 1439 H


Ini yang gajadi aku share di Instasory, gegara aku mikir, udah macam artis aku bah, tiap hariii nongol di Instastory, hehee. Jadi kuurungkan ngepost. Waktu ngeliat ini di instagram, aku mikir, jaman sekarang kita tidak malu lagi memperlihatkan siapa Murobbi atau Pementor. Ada beberapa hal yang mungkin jadi alasan, diantaranya adalah sebuah Kesyukuran dan Kebanggaan. 
[Kesyukuran]
Bersyukur karna dipertemukan dengan orang-orang baik, Murobbi atau Pementor yang humble dan punya kharismatik menenangkan. Semoga Allah merahmati kalian semua wahai para Murobbi dan Pementor. 
[Kebanggaan]
Bangga hati karna punya teman-teman yang baik hati, sayang sama diri ini dan punya Murobbi/Pementor  yang ketjeh, cerdas, sholeh/sholeha, juga jadi role model kita. Sebab itulah muncul bangga. 
Dari kedua hal itu, aku mikir bener gak apa yang ku posting? Memperkenalkan Murobbi/Pementor juga Teman-Teman Liqo ku di Sosial Media. Aku juga mikir, Benar dan Salah sekarang kan sudah jadi sebuah Kesepakatan, jika kita hanya punya 30% yang mengatakan kita Benar, maka Benar lah. Padahal 70% mengatakan Salah. Ahh Kata? Lagian Perkataan itu juga tidak seutuhnya yang sesungguhnya. Hohoo. Aku jadi teringat pelajaran Filsafat Sejarah semester lalu, bahkan Benar dan Salah pun jadi perdebatan. Hahaa. Maka aku tidak suka jika orang lain mengatakan Pilihannya lah yang paling Benar. Tidak. Tidak begitu. Karna setiap orang punya nilai yang berbeda. Aku misalnya, tidak bisa memaksakan nilaiku pada mu, begitu juga kamu. Berlapang Dada. Ya. Hidup ini harus banyak banyak Lapangin Dada, Hati. Lahhh. Malah jadi ntah kemanamana. Mhuehee. Oke ke Judul. Teman Hijrah. 
Tergantung bagaimana orang lain melihatnya. Terkadang memperkenalkan siapa Teman dan siapa Orang yang bersama kita itu dapat menjadi Kekuatan untuk kita bertahan, karna temanteman kita butuh Doa Doa kita, kita juga butuh terus dekat sama Allah. Tapiii tak jarang pula perkenalan kita itu menjadi gangguan bagi hati yang lain. Ada yang sedih karna dia tidak dapat bersama Teman teman yang ia sayangi lagi, ada pula yang ngerasa ia bukanlah bagian dari Komunitas atau Lingkaran Cinta itu dan tidak dapat masuk ke dalam hati yang lainnya. 
Tapi aku melihat Postingan Postingan Mutarobbi dengan Murobbinya atau Mentee dengan Pementornya seperti ada hal yang hilang. Malu. Malu? Ahh aku saja tidak yakin apakah aku memainkan peran itu. Malu? Dulu waktu dalam perjalanan menjemput seorang Pemateri aku pernah tanya sama Kak Dian Panjaitan, "Kak kenapa kok kita gak boleh kasih tau nama Murobbi?" 
She said : "Kalau Kak pribadi sii dek. Malu. Malu karna Murobbi Kak masyaAllaah sholeha, baik hati, terjaga, ehh Kakak Mutarobbi nya kayak gini. Kak ngejaga nama baik Murobbi Kakak Dek..." 
Aku ber ohh dalam hati, sambil ngangguk ngangguk. 
Emm berbeda lagi dengan Eksistensi. 
Tapi dari postingan itu aku dapati bahwa selama apapun dia melingkar/mentoring/halaqoh/liqo kemudian dia belum juga istiqomah pakai kaos kaki, menjulurkan khimarnya hingga menutup dada, atau masih juga tabarruj, namun lingkaran tetaplah lingkaran cinta, yang harus terus menerima dia dengan Ketulusan. Tidak bisa sembarang singkirkan atau judment. Aku belajar hal itu sii dari instastory itu. 
Namun berbeda halnya dengan Organisasi Dakwah, yang menurutku isinya harus orang-orang yang tahan banting, kuat mental, dan cepat berproses, jika tidak segera ber istiqomah pakai kaos kaki, maka ia pun akan tertinggal dengan teman-temannya yang lain, dan lingkaran itu akan ditransfer lagi ke lain Murobbi/Pementor, hingga yang belum beristiqomah itupun SYAHID lah ia. Mereka menyebutnya Syahid, jika ada orang yang berguguran di Jalan Dakwah. Tapi aku menilik lagi, sejatinya ia tidak benar benar Syahid, hanya kita lah yang sudah jauh pergi meninggalkannya. Tapi jika kita tidak pergi, maka kita akan merasa jalan ditempat, terus aku mikir, bukankah jalan bersama(beramai) itu seperti jalan ditempat? Lama, tapi tetap sampai Tujuan. Hemm sepertinya aku sudah banyak meninggalkan orang lain, meninggalkan ia yang belum istiqomah, tapiii kalau aku tidak pergi, aku akan menyakiti diriku sendiri, dan hal itu tidak baik buat perkembanganku. Namun aku berusaha tetap membersamai, meski kelihatannya aku harus pergi. Tapiii lama lama aku  juga ditinggalkan sii menurutku. Ahh iya benar memang, "Sebenarnya kita tidak benar benar Kehilangan" mungkin saja yang menurut kita hilang itu hanya berpindah tempat. Mata ini kan punya batas jangkauannya. Jadi menurutku sebaiknya diriku hanya harus berlapang hati dan menerima semuanya dengan ketulusan. Mengurangi prasangka tidak baik dan Ketakutan yang tak ber pondasi. 
Dunia digital ini semua orang berlomba lomba menunjukkan eksistensinya, dengan beragam niat dan keinginan. Kadang aku lelah kalau harus terkenal. Tapiii yang kuliat, kalau kamu gak sering posting, kamu akan terlupakan, dannn kemudian pekerjaanmu akan hilang, kau dianggap tak amanah dan tak potensial dalam beberapa bidang. Astaghfirullahhaladzim. Begitu sii yang kuliat, tapi itu mata yakan, punya batasan pandangnya. Mungkin kamu punya pandangan lain. Boleh silahkan beritahu aku yaa... ^^
Kembali lagi ke postingan instastory itu, sepertinya aku pribadi pernah melakukan hal itu. Misalnya membawa 'kata Murobbi ku', nahhh, teruss aku juga pernah share teman teman liqo an ku waktu SMA dulu, terusss aku juga yang share adik adik Mentee ku, yakan. Hadeuuhh Pementornya pun seperti begini. Astaghfirullah. 
Perihal postingan ku dengan adik adik mente itu sebagai wujud Syukur dan Penghargaan bagi mereka karna sudah mau betah untuk Mentoring sampai akhirnya Sekolah tidak membolehkan mereka Mentoring. Awalnya aku ingin kirim surat ke mereka via SMS, tapiii ku fikir itu tidak lagi spesial, belum tentu juga surat ku akan masuk ke nomor mereka, sekarang kan jamannya whatsapp, messenger dan wankawannya. Fiuhh. Jadi aku ambil kesempatan gunain instagram untuk sedikit menyalurkan kesyukuran itu. 
Haa. Menurutku ini alasan aja sii, wujud syukur kan bisa dengan banyakin amal amal lainnya, tidak harus posting, tapiii aku mencoba mengambil sudut pikiran dari adik adik mentee ku, jadilah ku posting lingkaran itu di Instagram. Ya Allaah semoga tidak mengurangi wujud syukur yang sebenarnya itu ya. Sampe kadang aku ragu pake instagram. Lagi lagi, pertanyaan Benar atau Salah itu datang. 
Baiklah. Kembali lagi ke Niat. Namun aku sedang berusaha untuk Menjaga hati setiap orang dengan tidak Posting yang berkaitan dengan Diriku(Kebahagiaan ataupun Kesedihan) tapi kadanggg aku yang Ekstrovert ini ya Allaaah. Haa. Semoga saja bisa menjaga hati orang lain dan juga diriku sendiri ya, sekalian kita semua. :)

Hijrah itu se-sederhana meninggalkan yang haram, mengerjakan yang wajib.
-
Jika untuk mengerjakan yang wajib diperlukan kemampuan, maka meninggalkan yang haram tidak perlu kemampuan tapi butuh kemauan. 
-
Kemauan  butuh dorongan, terutama iman. Jika iman hilang atau pudar maka banyak larangan yang dilaranggar, perintah diabaikan.
-
Sendiri memang mungkin terasa berat, itulah perlunya teman hijrah, yang saling mengingatkan dan membantu langkah hijrah satu sama lain. 
#liqosquad




Tidak ada komentar:

Posting Komentar