Indonesia Raya "Pantun"

Jualan pakaian belum juga laku
Eh si Nomnom gomes jogetnya salah
Heemm betapah sedih nya diriku
Catatan pantun ketinggalan di sekolah

Kenapa Hannah Hutan?
Karna Hutan tempat yang tenang
Untuk Muhasabah
Memperbaiki sel syaraf yang sudah berantakan barangkali


WELCOME TO OUR JUNGLE

Minggu, 22 September 2019

Kompetitor dakwah?

Ada ada saja narasi yang diciptakan. Huh.
Kompetitor dakwah.
Darimana asalnya rangkaian kata itu?
Fastabiqul khairat oke. Boleh saja dong. Silahkan. Bagusss. Namun bukan berarti menganggap orang-orang di luar dirimu adalah monster yang harus dilawan dengan berbagai kekuatan, padahal kalian sejenis. Sama-sama monster nih ceritanya.

Sempat tadi pemateri bilang, orang-orang di luar kita adalah kompetitor dakwah kita. Blablabla....(maaf aku tidak terlalu ingat kalimat setelahnya) mereka akan mengambil kader kader binaan kita.

Whattt???!
Soal hati tidak bisa kita tolak, tidak bisa kita elakkan. Apalagi soal kenyamanan. MasyaAllaah, itu urusan si hati dan pemiliknya.
Kalau ada kader yang pergi ke tempat lain, silahkan saja jika kalian masih sejenis.
Apa yang salah sih? Astaghfirullahhaladzim.

Ketika aku ada di My Club, wallahi aku tidak melihat kawankawan yang bukan My Club adalah kompetitor dakwah. Tidak. Aku tak menganggap mereka kompetitor dakwah.
Aku malah sedih, kenapa kita harus berpisah. Kenapa harus ada ikrar dan segala macam fitnah yang tercipta. Bukankah kita sudah ngaji tahunan? Bahas ukhuwah dan bahkan menjalani manisnya...?

Allaah. Aku berpasrah padaMu. Kuatkanlah diriku ya Rabb. Karna ada yang lebih penting dari sekedar persoalan itu. Problematika mentoring atau kompetitor dakwah blablabla. Yang lebih penting itu adalah Indonesia sedang gawat darurat. Negeriku tersayang. Sangat kusayangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar