Aku gatau gimana dalamnya Mamiku mencintainya. Dalam sekali nampaknya. Dalaaaam sedalam dalamnya rasa. Tiap Mamiku nyeritain gimana baiknya Ayah, gak lupa air matanya menetes.
Sebenarnya aku gak perlu takut dengan pernikahan, karna sebanyak apapun kekurangan pasangan kita, kita akan menerimanya dengan tulus ikhlas. Seharusnya begitu kan. Dan aku belajar ketulusan dari Ayah dan Mamiku.
Ayahku bukan Ustad Abdul Somad yang disukai seantero negeri ini, namun ia punya Mamiku yang cintanya tulus dan ikhlas. Benar-benar tulus. Betapa beruntungnya Ayahku.
Dan Mamiku punya Ayah yang cintanya bukan bacotan, namun aksi nyata mengarungi kehidupan.
Aku bangga dengan Ayahku. Aku sayang Ayahku. Sekalipun Ayah hobi mukulin Mamiku jika mereka bertengkar, Ayah sungguh egois dan keras kepala namun mereka berhasil melalui dinamika pernikahan itu hingga hari ini.
Begitulah hidup, jika Ustad Abdul Somad tak bisa bersabar dengan Istrinya, namun Ayahku yang hebat bisa bersabar menghadapi Mamiku.
Mereka saling melengkapi.
Terima kasih Ayah dan Mami yang bertahan hingga hari ini. Jikapun takdir memisahkan mereka, aku sudah siap dengan segala sesuatunya.
Ah hidup. Betapa drama nya hidup ini. :(
Semoga semuanya baik baik saja. Bangunan cinta kalian tinggi menuju Syurga. Bersama kami Anak-anakmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar