Indonesia Raya "Pantun"

Jualan pakaian belum juga laku
Eh si Nomnom gomes jogetnya salah
Heemm betapah sedih nya diriku
Catatan pantun ketinggalan di sekolah

Kenapa Hannah Hutan?
Karna Hutan tempat yang tenang
Untuk Muhasabah
Memperbaiki sel syaraf yang sudah berantakan barangkali


WELCOME TO OUR JUNGLE

Kamis, 03 Oktober 2019

Malam terakhir di Lokakarya

Hemmm. Pertanyaan ku tidak memberikan solusi apapun!
Dan semakin membuatku berfikir lebih kerasss! Arghh.
Ditambah lagi dari belakang mendapat kecaman "Tolong dijaga ya.
Astaghfiahhadzim. Salah saja sebagai Perempuan. Yap aku salah. Maaf ya.

Ditambah lagi bng Hadi Parangin itu ngebilang ada kegiatan Perempuan, KPIS lah, Sekolah Perempuan KAMMI lah.
Bukann. Bukannn itu. Aku mau wadah layaknya KOHATI. IMMAWATI! SARINAH! SRIKANDI!
Kita apa? Perempuan KAMMI? Its okay no problem jika itu disematkan pada aktivis KAMMI bergender Perempuan. Tapiii disematkan pula dalam tiap-tiap pertemuan Nasional, diikut sertakan, dibawa. Begitu loh maksud saya. Seperti halnya IMM kemarin. Immawan Immawati.

Iyaa aku tau. Kita amal jama'i, udahlah gaperlu wadah kita bisa berkarya kok. Iyaa. Aku ngerti itu. Tapiii di dunia yng semua serba Perempuan ini, kita harus punya wadah untuk berkumpul dan bergerak bareng. Tapiii aku gak punya dukungan untuk semua itu. Kawan-kawan Akhwat kelihatannya tidak tertarik dengan narasi keperempuanan yng muncul dariku.
Dulu waktu aku jadi Ketua DPP komsat, aku ngefokusin perihal Perempuan. Tapiii kebanyakan tidak sepakat dan menganggap aku sudah ke kiri kirian.

Soal KPIS, iya aku tau itu, namun bagiku itu adalah sebuah program yang diselenggarakan oleh Pemberdayaan Perempuan Kammi Pusat. Nah maksudku, jika memang nama wadah Perempuan Kammi itu tetap PP atau DPP yaa tidak masalah, asal buatlah logo legalitasnya, atau pengesahannya agar ada kesejarahannya sebagai Perempuan KAMMI.

Jadi gini, kalau memang masalahnya adalah kesibukan ngurusin anak atau domestik lainnya, jadi bagaimana kawankawan HMI membangun KOHATI? Bahkan yang membentuk KOHATI itu adalah Lakilaki. Jadi aku minta tolong lah kepada Lakilaki KAMMI yang sangat patriarki, tolong didukung Narasi Perempuan untuk menciptakan wadah gerakannya.

Seperti Aisyiah milik Muhammadiyah. Mereka bahkan punya sekolah. Oh oke kalau Muhammadiyah its oke lah mereka wajar bisa seperti itu karna keberadaan pergerakannya telah jauh ada sebelum Indonesia merdeka.

Namun coba kita belajar dari kawan-kawan HMI, bukan soal sekulernya mereka. HMI itu ada tahun 1947 secara organisasi, kemudian tahun 1966 dibentuklah KOHATI. Dalam waktu 19 tahun HMI dapat membentuk KOHATI.
Lah KAMMI gimanaaa??? Udah 21 tahun looh.
Ohhh okee kalau KAMMI punya fokusnya GERNASJAYANESIA2045.
Tapi helloo, kamu pasti butuh Perempuan untuk menjayakan Indonesia kan ya. Ooohh okee sejauh ini Perempuan Perempuan di KAMMI adalah Perempuan yang "wani ditata, manut wae apaapa" karna diksi-diksi kerja jamaah blablabla, namunn sebuah tantangan adalah ketika para Perempuan itu ingin mengekspresikan dirinya dan kemudian membutuhkan wadah. Lantas mau kemana?

Entahlah. Semoga Allaah selalu melindungiku.
Maaf.
Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar