Dibalik hari sabtu yang penuh keinginanku untuk mati. Namun ga mati juga. Maka aku ingin melaksanakn komitmen rutin renang tiap pekan. Jadilah sabtu sore aku dan Yulia berenang.
Hati dan badanku tidak sedang baik baik saja. Hingga aku meliburkan mentoring dan memilih berenang. Semoga aku kembali baik selepas berenang.
Namunn lagi lagi pertemuan itu membawa pada pernikahan. Hemmm. Honestly, kalau untuk renang aku memang butuh teman. Kalau renang sendirian gaenak bangeett menurutku. :(
Walaupun di dalam kolam ya kami masing-masing sih renangnya. Tapiii ada yang nemeni itu enak. Khusus untuk renang. Selebihnya aku terbiasa sendiri kok.
Sampai pada cerita dimana Yulia meminta mahar 100 an juta lebih pada calon Suaminya. Oemjiii masyaAllaah sungguh Perempuan pemberani. Sedangkan aku, bahkan tidak berani menanyakan gajinya berapa, dia mau mengkhitbah bulan berapa, aku penakut ternyata :(((. Astaghfirullahhaladzim.
Karna aku sudah belajar soal Munakahat, nah persoalannya kan belum dikhitbah, belum jadi hakku untuk bertanya lebih jauh. Setelah dikhitbah pun ternyata masih bisa diubah ketika di tengah perjalanan menuju pernikahan ada ketidaksesuaian yang mendalam. Ooohh ternyata seperti itu. Seperti misalnya mahar yang tidak sesuai, ada lamanya waktu walimahan. Begitulah lebih kurang.
Terkadang aku tidak berani tanya ini dan itu, karna takut pada kesendirian, takut pada akhirnya si lelaki mundur dan tidak menepati. Ah bisa saja. Namanya juga hati manusia...
Aku malas memikirkan persoalan itu. Namun orang-orang mendesak berbagai persoalan itu hingga harus menjadi bagian yang kufikirkan.
Aku mau bahagia saja laah. Tidak terbebani dengan hal-hal yang belum pasti, entah itu jodoh atau hal di depan lainnya.
Ah semoga pekan depan aku ditemani renang lagi. Terserah sama siapa, asal dia Perempuan dan membuatku nyaman. Ehh sepertinya pekan depan aku bakal renang bareng dek Di dan dek Bil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar